Saturday, September 27, 2008

Kesetaraan Gender di Uni Eropa

"Kesetaraan Gender di Uni Eropa”

Judith M. Tomasowa, SE, M.Si


UE sangat memperhatikan kesetaraan gender selama beberapa tahun ini. Uni Eropa berusaha mengatasi tingkat pengangguran wanita yang lebih tinggi dibandingkan pria. Perbedaan tingkat penggangguran wanita terhadap pria di tahun 2003 sebesar 17,2% untuk UE15, dan 16,3% untuk UE25. Walau demikian tingkat tenaga kerja wanita telah meningkat drastic sebesar 50% sejak pertengahan tahun 1990an.

Wanita yang berpendidikan rendah, wanita tua dan yang sedang menyusui terus menunjukkan “employment rate” yang menurun. Mereka berpeluang menganggur atau secara ekonomi tidak seaktif pria. Pria mendapatkan 16% lebih banyak ketimbang rata-rata wanita di UE tahun 2003. Hal ini disebabkan oleh factor keuangan, perbedaan pasar tenaga kerja, sex segregation dan struktur gaji dan karir.

Sex segregation di pasar tenaga kerja UE telah berubah, dominasi perempuan terjadi di sector kesehatan dan pelayanan social, pendidikan, administrasi publilk, dan retailing. Di lain pihak kaum pria bekerja sebagai teknisi, insyinyur dan professional keuangan, dan mereka mempunyai kesempatan 3 kali lebih besar untuk menjadi pimpinan ketimbang wanita. Keadaan masa kini dengan pemberian pendidikan tinggi bagi wanita, wanita di UE telah menduduki posisi tingkat menengah, dan mengalahkan jumlah pria dalam tingkatan kepemimpinan tinggi.

UE kemudian terus mengadakan konferensi tentang kesetaraan gender di pendidikan tinggi, seperti the 4th European Conference on Gender Equity in Higher Education at Oxford University yang dihadiri oleh 170 delegasi, dengan berbagai presentasi tentang mobilitas pekerja wanita, kebutuhan transparansi dalam keputusan dan prosedur terbuka, penyediaan dana dan penghargaan bagi wanita yang berhasil dalam pekerjaannya. Para wanita diberikan beasiswa untuk sekolah dan untuk penelitian, guna memberikan masukan kepada pemerintah local UE untuk memberikan kesempatan bagi wanita bekerja di lingkungan pekerjaan yang didominasi pria. Pemerintah UE bahkan telah mengeluarkan peraturan jurnalistik, teknisi mesin, pertambangan untuk memberikan kesempatan bagi para wanita untuk berkiprah di bidang tersebut.

Kecenderungan masyarakat patrialistik yang lebih menghargai pria sebagai komunitas, ketimbang wanita. Walau di mata hukum, semua orang berkedudukan sama, pada prakteknya, terjadi bias oleh karena budaya, sehingga diperlukan terapan hukum khusus yang berguna melindungi kesetaraan gender.

---------

No comments: